Langsung ke konten utama

SENI TARI REMO TRISNAWATI DI SITUBONDO

BAB 1. PENDAHULUAN


1.1.  Pendahuluan
Kabupaten Situbondo adalah suatu kabupaten di Jawa Timur, Indonesia dengan pusat pemerintahan dan ibukota terletak di Kecamatan Situbondo. Kota ini terletak di daerah pesisir utara pulau Jawa, dikelilingi oleh perkebunan tebu, tembakau, hutan lindung Baluran dan lokasi usaha perikanan. Dengan letaknya yang strategis, di tengah jalur transportasi darat Jawa Bali, kegiatan perekonomiannya tampak terjaga "hidup". Situbondo mempunyai pelabuhan Panarukan yang terkenal sebagai ujung timur dari Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan di pulau Jawa yang dibangun oleh Daendels pada era kolonial Belanda.
Selain di sektor ekonomi, Situbondo juga memiliki kebudayaan yang  sangat beragam, diantaranya adalah kesenian Ojhung yang berupa olahraga tradisional yang diadakan setiap tahun saat pelaksanaan selamatan Desa Bugeman tepatnya hari selasa akhir bulan Ramadhan (Hijriah). Kesenian lain diantaranya Parabenan, Trolingkung, Pojian, Topeng, Komantan Soddhuk, dan Tari Remo Trisnawati. Pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas tentang Tari Remo Trisnawati, yang mencakup sejarah, perkembangan, dan pelestariannya.

1.2.  Rumusan Masalah
1.2.1.      Bagaimana sejarah tari Remo Trisnawati?
1.2.2.      Bagaimana perkembangan tari Remo Trisnawati?
1.2.3.      Bagaimana pelestarian tari Remo Trisnawati saat ini?

1.3.  Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1.      Untuk mengetahui sejarah tari Remo Trisnawati.
1.3.2.      Untuk mengetahui perkembangan tari Remo Trisnawati.
1.3.3.      Untuk mengetahui pelestarian tari Remo Trisnawati.

 



BAB 2. PEMBAHASAN


2.1.  Sejarah Tari Remo Trisnawati
Tari Remo Trisnawati merupakan tarian khas daerah Situbondo, yang biasa ditampilkan sebagai tarian pembuka. Tarian ini menceritakan tentang seorang wanita yang mandiri, mempunyai karakter yang tegas namun tetap lembut. Ragam geraknya yang indah, lincah dan dinamis merupakan perpaduan dari ragam gerak tari daerah Madura, Banyuwangi, dan Situbondo.
Pencipta Tari Remo Trisnawati adalah Trisnawati, yang lahir di banyuwangi 4 maret 1964. Trisnawati lahir dari keluarga seniman. Bu Prapti, ibu dari Trisnawati adalah pemain sandiwara keliling. Masa kecil Trisnawati yang dilalui ditengah-tengah komunitas kesenian itulah yang melahirkan obsesinya untuk menjadi seorang penari. Saat ini, Trisnawati tinggal di desa Panji di Situbondo. Selain sebagai penari remo dan gandrung, dia juga pesinden Banyuwangian, Maduranan juga pemain kendang. Meski terbukti Trisnawati tidak lulus SD, namun dia memiliki konsep yang bagus dan luar biasa dalam berkesenian, bahkan memiliki komitmen-komitmen yang baik dan disiplin.
Istilah Remo Trisnawati muncul pada tahun 1981, saat Trisnawati mengikuti lomba Tari Remo di Surabaya. Remo Trisnawati digunakan sebagai bahan kajian beberapa mahasiswa seni tari, sebagai materi pengajaran di beberapa sanggar tari, bahkan pernah ditampilkan di Istana Negara sampai luar negeri. Selama ini, Trisnawati sebagai pencipta tarian khas Situbondo, belum mendapatkan reward apapun dari Pemerintah Kabupaten Situbondo, hanya diberi janji-janji saja.

2.2.  Perkembangan Tari Remo Trisnawati
Keterkaitan antara pementasan ludruk dan tari remo adalah bahwa dari dulu tari remo memang bagian dari sebuah pementasan ludruk, yaitu sebagai pembuka. Berangkat sebagai tari pembuka (panjak) untuk pembukaan ludruk, tari tersebut biasanya berdurasi 15 menit (acara besar ) atau 10 menit (acara biasa). Pengiring tarian tergantung dari fee dari setiap acara, jika banyak menggunakan pengiring langsung atau live, sedangkan jika sedikit hanya menggunakan iringan dari kaset.
Tari Remo Trisnawati merupakan tarian khusus putri, yang ditarikan semuanya oleh perempuan. Syarat-syarat menjadi penari tari remo trisnawati adalah harus ada kemauan, tidak ada unsur paksaan, remaja, dan tentu saja perempuan. Jumlah penarinya bisa 1, 2, 4, 6, 8, tetapi lebih bagus jika ditarikan oleh banyak orang. Latihan minimal untuk menarikan tarian ini adalah 3 bulan. Event pementasan biasanya adalah pensi sekolah, hajatan orang-orang, dan acara-acara kabupaten, maupun provinsi. Tidak ada ritual khusus sebelum menarikan Tari Remo Trisnawati ini, hanya berdo’a saja. Perlengkapan yang terpenting yang disiapkan sebelum pementasan adalah pakaian (kemben, jarik, selendang, mahkota, dll.) dan juga pengiringnya.
Perbedaan Tari Remo Trisnawati dengan tari remo yang lain adalah sebagai berikut:
1.    Singgetan atau gerakannya berbeda, yaitu ada gerakan dangdutannya;
2.    Dari segi musik juga berbeda, tari remo trisnawati menggunakan musik etnis dari Situbondo, seperti patrolan, lalu ketukan kendangnya juga tidak sama; dan
3.    Adanya vokal, kalau remo lain tidak ada vokal, Tari Remo Trisnawati ini ada vokal di tengah-tengah tariannya (yang durasi 15 menit menggunakan vokal, untuk pementasan berdurasi 10 menit tidak menggunakan vokal).
Perkembangan Tari Remo Trisnawati di Situbondo sulit untuk dikembangkan, karena:
1.    Dinas pendidikan kurang memadai (tidak mewajibkannya sebagai ekstrakurikuler wajib);
2.    Pemerintah daerah kurang memfasilitasi, dengan adanya seniman-seniman dan guru-guru seni di Situbondo, mereka kurang mendukung, jadi banyak orang Situbondo sendiri yang kurang mengetahui;
3.    Pemerintah daerah kurang tertarik untuk mengembangkan seni tradisi, seperti contohnya sumber dana untuk kegiatan sanggar-sanggar tari adalah  murni dari iuran murid yang ikut di sanggar, kecuali jika ada permintaan dari dinas untuk mewakili kabupaten, baru ada pembiayaan dari pemerintah; dan
4.    Anak muda terutama para siswa belajar tari mulai dari tari kreasi, bukan tari tradisi, sehingga sulit untuk belajar gerakan-gerakannyanya, karena banyak sekali gerakan-gerakan pakem yang tidak bisa dirubah. Selain itu, waktu latihan yang lama membuat para siswa jenuh, karena mereka ingin latihan sebentar, lalu cepat-cepat dipentaskan.
Menjadi ironi ketika Tari Remo Trisnawati lebih terkenal di Perguruan Tinggi di wilayah lain, seperti Malang dan Surabaya. Di Malang dan Surabaya tari ini lebih dikenal karena menjadi mata kuliah wajib bagi jurusan tari di Unesa (Sendratasik), STKW, UM. Jadi ketika para mahasiswa akan ujian, mereka melakukan survey dan konsultasi langsung ke Situbondo, yaitu langsung ke penemunya, Trisnawati. Selain itu, Trisnawati juga sering dimintai pertolongan untuk mengajar Tari Remo Trisnawati di ketiga perguruan tinggi tersebut.

2.3.  Pelestarian Tari Remo Trisnawati
Untuk pelestariannya, Dinas Pariwisata Kabupaten Situbondo bekerja sama dengan para seniman di Situbondo di tahun 2013 ini akan mengadakan pelatihan Tari Remo Trisnawati untuk seluruh guru di berbagai jenjang sekolah di Situbondo. Dilanjutkan dengan akan diadakannya lomba tari remo trisnawati antar sekolah se-kabupaten Situbondo.
Akhir-akhir ini tanggapan dari wali murid sendiri untuk adanya ekstrakulikuler tari ini sangat mendukung, sedangkan muridnya sangat antusias sekali, karena sering menanyakan event-event pementasan, seperti ingin terus tampil menari.
Untuk paguyuban seniman di Situbondo, Pemerintah Kabupaten mengumpulkan mereka dalam satu wadah, yaitu DKS (Dewan Kesenian Situbondo) yang menaungi seniman-seniman  tari, musik, rupa, batik, dll.


BAB 3. PENUTUP
 3.1.  Kesimpulan
Istilah Remo Trisnawati muncul pada tahun 1981, saat Trisnawati mengikuti lomba Tari Remo di Surabaya. Perkembangan Tari Remo Trisnawati di Situbondo sulit untuk dikembangkan, diantaranya karena Pemerintah daerah kurang memfasilitasi, Pemerintah daerah kurang tertarik untuk mengembangkan seni tradisi, dan Anak muda terutama para siswa belajar tari mulai dari tari kreasi, bukan tari tradisi, sehingga sulit untuk belajar gerakan-gerakannyanya, karena banyak sekali gerakan-gerakan pakem yang tidak bisa dirubah.
Tari Remo Trisnawati lebih terkenal di Perguruan Tinggi di wilayah lain, seperti Malang dan Surabaya. Di Malang dan Surabaya tari ini lebih dikenal karena menjadi mata kuliah wajib bagi jurusan tari di Unesa (Sendratasik), STKW, UM. Jadi ketika para mahasiswa akan ujian, mereka melakukan survey dan konsultasi langsung ke Situbondo, yaitu langsung ke penemunya, Trisnawati.
Untuk pelestariannya, Dinas Pariwisata Kabupaten Situbondo bekerja sama dengan para seniman di Situbondo di tahun 2013 ini akan mengadakan pelatihan Tari Remo Trisnawati untuk seluruh guru di berbagai jenjang sekolah di Situbondo. Dilanjutkan dengan akan diadakannya lomba tari remo trisnawati antar sekolah se-kabupaten Situbondo.

3.2.  Saran
Untuk penelitian mengenai Tari Remo Trisnawati selanjutnya, diharapkan untuk langsung bertemu langsung dengan penciptanya, supaya memperoleh informasi yang memadai dan lebih konkret. Untuk Pemerintah Kabupaten Situbondo, supaya lebih memperhatikan kesenian lokal di daerahnya, supaya generasi mendatang masih bisa melihat seni-seni tradisi wilayahnya.


DAFTAR PUSTAKA

Pemerintah Kabupaten Situbondo. (Tanpa Tahun). Kabupaten Situbondo [serial on line]. http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Situbondo. [22 April 2013].
Pemerintah Kabupaten Situbondo. (Tanpa Tahun). Kesenian Ojhung [serial on line]. http://www.situbondokab.go.id/?content=wisata&modem=080260 93a3251e7608475991d098c39e&mode=false&left=wisata.  [22 April 2013].
Pemerintah Kabupaten Situbondo. (Tanpa Tahun). Pemerintah Kabupaten Situbondo [serial on line]. http://www.situbondokab.go.id. [22 April 2013].
Sari, I. N. (Director). 2011. Remo Trisnawati [Film]. Situbondo and Malang: Omah Kreatif Production.

Digarap oleh :
MARDIAN DWI DARMAWAN            
DEWI LUKITHA SARI                           
YUDHA WIDI WIJALUHUNG             
RIO DWI KARISMA                              
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER




Komentar

Blogger mengatakan…
In this fashion my friend Wesley Virgin's report launches with this SHOCKING and controversial video.

As a matter of fact, Wesley was in the military-and soon after leaving-he revealed hidden, "SELF MIND CONTROL" secrets that the CIA and others used to get whatever they want.

As it turns out, these are the exact same methods many celebrities (especially those who "became famous out of nothing") and the greatest business people used to become wealthy and famous.

You probably know how you use only 10% of your brain.

That's mostly because most of your brain's power is UNCONSCIOUS.

Perhaps that thought has even taken place INSIDE your own mind... as it did in my good friend Wesley Virgin's mind 7 years ago, while driving an unregistered, beat-up bucket of a car with a suspended license and $3 in his bank account.

"I'm absolutely frustrated with going through life paycheck to paycheck! When will I finally make it?"

You took part in those questions, isn't it right?

Your very own success story is going to start. You need to start believing in YOURSELF.

CLICK HERE TO LEARN WESLEY'S METHOD

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH LUMAJANG

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.    Latar Belakang Kota Lumajang bisa disebut sebagai kota tua di Jawa Timur selain Tuban. Sejarah Kota Lumajang sudah dimulai sejak zaman nirloka, di mana ditemukan neolitikum (zaman kebudayaan batu), yang berasal dari sekitar tahun 6000-2000 S M. Kabupaten Lumajang , adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia . Ibukotanya adalah Lumajang . Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo di utara, Kabupaten Jember di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Malang di barat. Nama Lumajang berasal dari "Lamajang" yang diketahui dari penelusuran sejarah, data prasasti, naskah-naskah kuno, bukti-bukti petilasan dan hasil kajian pada beberapa seminar dalam rangka menetapkan hari jadinya.Beberapa bukti peninggalan yang ada antara lain Prasasti Mula Malurung , Naskah Negara Kertagama , Kitab Pararaton , Kidung Harsa Wijaya , Kitab Pujangga Manik , Serat Babad Tanah Jawi , dan Serat Kanda . Karena Prasasti Mula M

LAPORAN PKL SUNAN DRAJAD

A.  LETAK GEOGRAFIS Makam Sunan Drajad terletak di D esa Drajad, kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur.   B.  SEJARAH (1) Sejarah Pembangunan Untuk menghormati jasa - jasa Sunan Drajat sebagai seorang Wali penyebar agama Islam di wilayah Lamongan dan untuk melestarikan budaya serta benda- benda bersejarah peninggalannya Sunan Drajat, keluarga dan para sahabatnya yang berjasa pada penyiaran agama Islam, Pemerintah Kabupaten Lumajang mendirikan Museum daerah Sunan Drajat di sebeah timur Makam. Musium ini telah diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur tanggal 1 Maret 1992. Upaya Bupati Lamongan R. Mohamad Faried, SH untuk menyelamatkan dan melestarikan warisan sejarah bangsa ini mendapat dukungan penuh Gubernur Jawa Timur dengan alokasi dana APBD I yaitu pada tahun 1992 dengan pemugaran Cungkup dan pembangu nan Gapura Paduraksa senilai Rp. 98 juta dan anggaran Rp. 100 juta 202 ribu untuk pembangunan kembali Masjid Sunan Drajat yang diresmikan oleh Menteri P